Karimun Kotak, mobil city car buatan Suzuki ini masih bagus pasarannya di Nusantara. Walaupun usianya sudah 20-an tahun sejak mulai diproduksi di Indonesia tahun 1999, namun harga pasarannya masih cukup stabil. Untuk lansiran tahun 2000-an awal, harganya masih bertahan di kisaran 50 juta rupiah. Untuk produksi tahun 2006 (tahun terakhir sebelum diskontinu) dan bertipe GX (tipe tertinggi), karimun kotak ini bahkan bisa dibandrol hampir 70 juta.
Lalu, faktor apa yang membuat Karimun Kotak masih diminati, di tengah banyaknya produk otomotif city car bahkan dengan tahun yang lebih muda?
Jawabannya bisa jadi karena para peminat Karimun Kotak memahami kelebihan mobil mungil ini. Misalnya keluasan kabinnya karena atapnya yang tinggi dan bentuk bodi kotak yang simpel. Suzuki memang cukup mahir dalam hal memaksimalkan ruang kabin agar lega bagi pengendaranya. Ruang bagasinya juga sangat luas, dan kursi belakang bisa dilipat rata lantai untuk memaksimalkan kapasitas angkut bawaan.
Faktor lainnya, Karimun kotak diakui murah dan mudah perawatan mesinnya. Menggunakan mesin F10A 4-silinder 1.000 cc—tipe mesin yang juga digunakan oleh Suzuki Carry, Forsa, Jimny, dan Katana—sudah teruji lama dan sangat familiar bahkan oleh pebengkel kecil pinggir jalan. Harga suku cadang juga diakui sangat terjangkau. Ditambah lagi, Karimun Kotak masih menggunakan sistem pengabut bahan bakar karburator, sehingga menambah kesederhanaan perawatannya.
Beralih ke bentuk eksterior, bentuk Karimun yang boxy—walaupun tidak semua orang suka—namun malah menghadirkan karakter tersendiri. Bahkan hadirnya penerus Karimun Kotak yaitu Karimun Estilo dan Wagon R yang lebih stylish dan aerodinamis, tidak membuat pecinta Karimun Kotak beralih perhatian. Bisa dibilang, bentuk Karimun kotak lebih timeless, dan dengan sentuhan modifikasi ringan dan cat yang kinclong, dipastikan masih banyak kepala yang akan menengoknya.
Satu hal lagi, Karimun Kotak juga cukup asyik dikendarai. Ukurannya yang mungil membuat manuver di jalanan yang padat menjadi cukup mudah, demikian pula kemudahan untuk mencari tempat parkir. Karimun kotak juga cukup stabil jika dipacu dengan kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan.
Nah, jika Anda berminat berburu Karimun Kotak, usahakan mencari yang tipe GX karena mempunyai beberapa fitur yang tidak ada di tipe DX, di antaranya: pintu bagasinya dilengkapi wiper dan defogger, pelek alloy bawaan yang cukup serasi, side body moulding, roof rail, dan foglamp. Berikutnya, sebagaimana ritual membeli mobil second, periksa kondisi body, mesin, dan kaki-kaki. Terkhusus Karimun kotak ini, periksa apakah power steeringnya yang bertipe EPS (electronic power steering) masih berfungsi normal. Indikator EPS pada dashboard harusnya padam setelah mesin nyala. Putar setir hingga mentok ke kiri dan kanan, dan EPS yang normal akan membuat setir terasa ringan tanpa tersendat.
Berikutnya, cek sistem penyejuk kabin. Sebagaimana wajarnya mobil tua, AC perlu direkondisi lagi, minimal dibersihkan evaporator dan saluran AC-nya. Normalisasi AC ini penting juga mengingat kubikasi mesin Karimun yang kecil, sehingga AC yang bermasalah akan sangat membebani mesin.
Pengecekan yang tak kalah penting juga, adalah kondisi karburator. Karburator Karimun Kotak yang bermasalah atau kotor akan terasa dari RPM yang tidak stabil, sulit distater, atau bahan kalau parah mesin bisa mati sendiri ketika berjalan. Selain itu, karburator yang eror ini akan membuat bahan bakar lebih boros. Segera periksakan karburator ke tukang ahlinya, untuk pembongkaran dan pembersihannya.
Demikian tips dan info tentang Karimun Kotak, next time akan dikupas tentang acuan modifikasi mobil mungil ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar